Thursday 13 September 2018

Story of Adventure day 6

Bismillah.. Day 6

Sabar jika ikhtiar kita dalam mendidik anak belum menunjukkan hasil yang maksimal
Bersabarlah jika belum ada hasil yang maksimal dalam mendidik anak kita. Selalulah ingat bahwa Allah akan selalu melihat proses bukan hasil. Setiap ikhtiar kita mendidik anak akan Allah balas meskipun itu hal yang kecil. Selalulah mendoakan anak kita agar mereka menjadi anak yang shalih-shalihah.

Read more https://muslimah.or.id/6640-buah-manis-kesabaran-dalam-mendidik-anak.html

Catatan ini sepertinya butuh dibaca setiap hari. Anak-anak selain anugerah, mereka adalah ujian. Yang menyampaikan kita pada kemuliaan jika Alloh kehendaki.

Petang itu, adzan maghrib berkumandang. Damai mendengarnya. Seperti biasanya, menjelang magrib, anak-anak masih bermain didepan ruang tv, dengan tv yang menyala (sementara ini kami tinggal di rumah nenek aisyah, dengan 3 keluarga didalamnya ^^).
Harapanku adalah anak-anak berhenti bermain, segera wudhu dan sholat magrib. Tapi tentu ujian itu ada. Anak-anak masih bermain. Aku ingat sebuah nasihat : " jangan pernah bosan mengajak anak pada kebaikan, termasuk sholat"
"Ibrahim mau sholat bareng bunda?"
"Ngga.." Nyengir..
Untuk ibrahim yg usianya baru 5 tahun memang baru sebatas kami ajak, kalaulah belum mau tidak mengapa. Pe er nya adalah bagaimana menanamkan kecintaannya kepada Alloh, hingga sholat bukanlah terasa sebagai beban diusia mumayiz nya nanti.
"Aisyah mau sholat sendiri atau bareng bunda?"
Aisyah usianya sudah lebih 7thn jadi dia sebaiknya sudah sholat 5 waktu.
"Bareng bunda"
"Ok. Kalau begitu wudhu dulu ya, bunda sudah wudhu"
"Iya iya.."
Aku masuk kamar, meneruskan membaca Alquran. 2 menit berlalu, belum terdengar suara air mengalir. Tengoklah keruang tv. Ya Alloh, masih main.
"Kakak.."
"Eh iya iya.."
Dia berjalan menuju kamar mandi. Aku masuk lagi ke kamar. Kok belum juga terdengar air ya.. Kutengok lagi.. Subhnalloh masih didepan pintu lamar mandi, sambil matanya melihat tv.
"Kakaaak..."
Huhu.. Tak terasa oktafnya sudah naik.
5 menit ditunggu, tak juga masuk kamar. Aku tengok lagi.. Ya Alloh dia duduk manis di meja makan.. Tanpa cek ricek tiba-tiba dada terasa sempit, otak sudah dalam "angry mode on". Dan pecahlah..
"Kakak, daritadi bunda bilang.. Bla bla bla.. Magrib itu kan cuma sebentar bla bla bla.."
Ah, masih ketelepasan emosi.. Alhasil aisyah cemberut sambil wudhu. Aku memutuskan sholat duluan. Masih dengan hati yang tak tenang. Aisyah tambah nangis. Hiks
Sehabis sholat aku pegang tangannya. Dia belum mau. Baiklah tunggu sampai suasana lebih tenang.
"Sini kak.. Bunda mau minta maaf.." Kuluruhkan ego, meski hati berkata kan yg salah dia.
Aisyah pun mau kupeluk.
"Maaf ya nak, bunda marah sama kakak tadi.. Kakak maafin bunda ga?"
Aisyah mengangguk.
"Tadi itu kakak lagi minum bun.. Bukan ngapain-ngapain.."
Dalam hati "kan bisa lebih cepet, tadi juga ngapain masih main.. Bla bla" segala pembelaan diri.
Astaghfirulloh.. Hufh tenang..
"Oya, maaf ya bunda tadi ngga tau, insyaaAlloh besok lagi bunda berusaha ngga marah, kakak juga ya belajar cepet ke kamar mandi kalau mau wudhu. Mau?"
"Iya bun.."
"Sayaaang kakak"
Semoga tidak tersisa luka ya.. Besok lebih baik lagi insyaaAlloh.. ^^

0 comments:

Post a Comment