Tuesday 20 August 2019

Pengaruh media digital terhadap fitrah seksualitas

Ciri-Ciri Anak Era Digital  :

Anak-anak berlomba dalam membuat akun jejaring sosial seperti : path,instagram,facebook,twitter,youtube dan lain sebagainya, hal ini di lakukan sebagai bentuk perwujudan untuk dunia bahwa mereka ada Di era digital dalam hal privasi anak-anak lebih terbuka blak-blakan dan cenderung agresif Kebebasan bersekpresi, pada era digital ini anak-anak lebih cenderung ingin memperoleh kebebasan. Mereka tidak suka diatur dan dikekang. Mereka ingin memegang control dan internet menawarkan kebebasan berekspresi Dalam proses belajar mereka lebih gampang karena mereka dengan mudah dapat mengakses google,atau yahoo untuk mencari bahan pelajaran.

Bahaya Pornografi
1. Pornografi bisa menyebabkan kecanduan, dan apabila sudah kecanduan hal ini bisa mengakibatkan rusaknya otak di bagian Pre Frontal Cortex ( letaknya diatas alis kanan )
2. Pecandu pornografi tidak dapat mengambil keputusan dengan tepat sesuai logika, aturan dan norma, dan ia berpotensi kehilangan kontrol diri untuk melakukan adegan porno yang pernah dilihatnya.
3. Sulit berkonsentrasi.
4. Kecenderungan melakukan pelecehan seksual atau penyimpangan seksual.
 5. Meningkatnya jumlah kehamilan usia dini.

7 Cara Mengasuh Anak di Era Digital Menurut Ibu Elly Risman
1. Tanggung Jawab Penuh Ketika bicara mengenai pola asuh anak, peran seorang ibu seringkali dianggap hal paling utama. Padahal sosok ayah dalam mendidik anak tak kalah penting. Di era digital seperti sekarang ini, ayah dan ibu harus memiliki pandangan yang sama, yaitu sama-sama bertanggungjawab atas jiwa, tubuh, pikiran, keimanan, kesejahteraan anak secara utuh. Masih banyak orangtua muda masa kini yang melepaskan anak-anaknya secara total
2. Kedekatan Perlu adanya kedekatan antara ayah dan anak, juga ibu ke anak. Kedekatan ini bukan hanya berarti melekat dari kulit ke kulit, melainkan jiwa ke jiwa. Artinya, Anda dan pasangan tak bisa hanya sering memeluk sang anak namun juga harus dekat secara emosional.
3. Harus Jelas Tujuan Pengasuhan orangtua mulai merumuskan tujuan pengasuhan sejak anak dilahirkan. Perlu membuat kesepakatan bersama suami, prioritas apa saja yang diberikan kepada anak dan bagaimana cara pendekatannya.
4. Berbicara Baik-baik Orangtua harus belajar berbicara baik-baik dengan anak. Tidak boleh membohongi, lupa membahas keunikan anak, dan juga perlu membaca bahasa tubuh, serta mau mendengar perasaan anak. "Menyalahkan, memerintah, mencap, membandingkan, komunikasi seperti ini akan membuat anak merasa tak berharga, tak terbiasa memilih dan tak bisa mengambil keputusan."
 5. Mengajarkan Agama Menjadi kewajiban orangtua untuk mengajarkan anak-anaknya tentang agama. Pendidikan tentang agama perlu ditanam sejak sedini mungkin. Dalam hal ini, mengajarkan agama tak hanya terbatas ia bisa membaca Al-Qur'an misalnya, bisa berpuasa atau pergi ke gereja. Orangtua perlu menanamkan secara emosional agar anak menyukai aktivitas itu.
6. Persiapkan Anak Masuk Pubertas Kebanyakan orangtua malu membicarakan masalah seks dengan anak dan cenderung menghindarinya. Pembicaraan justru perlu dimulai sejak dini dengan bahasa yang mengikuti usianya. 7. Persiapkan Anak Masuk Era Digital Bukan berarti Anda harus memberikannya gadget sejak bayi. Namun mengajarkan anak jika penggunaan gadget ada waktunya dan memiliki batasan untuk itu. Akses internet pun perlu dibatasi untuk mencegah anak melihat situs yang tidak diinginkan. Kedepankan komunikasi sebagai pengganti gadget. Sebagai contoh, ajak anak bicara tiap kali pulang sekolah. Hal-hal di sekolah seperti tugas menumpuk, teman jahil atau guru menyebalkan sudah menjadi hal berat untuknya, berkomunikasi tentang perasaannya. Misalnya tanya perasaannya di hari itu, apa yang membuatnya bahagia dan apa yang membuatnya sedih. Dengan begitu, secara otomatis anak akan dengan mudah bercerita pada Anda tiap kali ia merasakan sesuatu.

"Ketika anak dibatasi dia pegang gadget, orangtua perlu beri alternatif lain. Tidak bisa kalau ibu atau ayahnya tidak di rumah. Contohnya ikuti les berenang, main basket, futsal, gitar atau apa yang disukai anak.
Kesimpulan Membesarkan anak di zaman millenial butuh usaha ekstra dibanding puluhan tahun yang lalu.
Perkembangan dunia digital tak hanya memberi kemudahan, malah kadang membuat gap antara orangtua dan anak. Perkembangan ini bak pisau bermata dua. Apabila salah digunakan bisa mencelakai penggunanya, semakin canggih perangkat dan media digital yang digunakan semakin "tajam pisau-nya". Ini membutuhkan ekstra tanggung jawab dari penggunanya, ataupun orang tua. Terutama didalam hal pendidikan seksualitas anak. Karena semakin maraknya konten-konten yang tidak layak untuk dilihat anak.

Upaya pencegahan yang bisa dilakukan adalah : 1. Dengan menanamkan pemahaman mengenai seksualitas sejak dini. 2. Mengenalkan adab dan batasan-batasan antara laki-laki dan perempuan. 3. Berani mengenalkan kepada anak mengenai nama dan fungsi organ vitalnya. 4. Menanamkan pemahaman tentang agama. 5. Membatasi penggunaan gadget sesuai usia. 6. Memfilter penggunaan internet dari situs-situs dan aplikasi yang mengandung pornografi ( Internet positif )

"Sesuai atau tidaknya perkembangan fitrah seksualitas anak ditentukan oleh orangtua". LET'S SAVE OUR CHILD!

Sumber Bacaan: Tim Penulis, 2013. Bunda Sayang: 12 Ilmu Dasar Mendidik Anak. Jakarta: Gazza Media. Santosa, Harry. Fitrah Based Education. Tarbiyatul Aulad Internet: https://wolipop.detik.com/read/2016/05/27/183233/3219694/857/7-tips-pengasuhan-anakdi-era-digital-dari-psikolog-elly-risman https://www.kompasiana.com/wiwikfarwati/5a030d5fa4b068400b55e5f2/pendidikan-untukanak-di-era-digital

0 comments:

Post a Comment