Wednesday 27 February 2013

Toilet Training


    
 Ya, ini satu step lagi yang dinanti-nantikan. Sampai usia 26 bulan, aisyah masih suka “lost control”. Mengatakan mau pipis tapi sudah basah celananya. J kalau BAB Alhamdulillah sudah bisa menunjukkan tanda-tanda dan “melapor” sebelum kejadian.

And this is the information I’ve found…

     Sebenarnya tidak ada waktu yang ideal kapan proses memulai toilet training. Beberapa anak bisa mengembangkan kemampuan fisik dan kognitifnya lebih awal antara usia 18 sampai 24 bulan, dan beberapa lainnya belum juga siap sampai mereka berusia 3 atau 4 tahun. Sebagian bisa berproses hanya dalam beberapa hari sedangkan yang lain bisa memakan waktu hingga setahun atau lebih.

      Apa sebenarnya yang menjadi penyebab adanya range usia yang begitu besar dalam proses toilet training ini? Jawabannya adalah Timing atau waktu yang tepat. Pada sebagian besar anak-anak proses toilet training bisa berlangsung 3 sampai 6 bulan, tapi kalau kita menemukan waktu yang tepat prosesnya tidak akan selama itu. “if you catch them when they’re ready, it may only take a month” kata ahli tumbuh kembang, Denise Aloisio, New York. “tapi, kalau kita melewatkan signal atau tidak menunggu waktu yang tepat, prosesnya bisa jadi 6 bulan atau lebih”

Dan tradaaa.. inilah tanda kesiapan anak untuk toilet training..

      Anak kita harus siap secara fisik, artinya dia bisa menahan kencing dan tetap kering dalam 2 jam atau lebih (ini berarti kandung kemihnya sudah cukup baik menyimpan urin). Anak-anak juga mampu untuk mengenali tanda-tanda fisik kapan mereka harus ke kamar kecil/ potty training dan melakukan sesuatu sebelum BAK. Dan lebih mudah lagi jika mereka bisa membuka dan memakai celana sendiri.

      Kesiapan mental dan fisik bukan satu-satunya faktor. Kuncinya adalah motivasi. Jika anak-anak sudah menunjukkan kemandirian dan ketertarikan meniru urusan kamar mandi orang lain, mungkin ini waktu yang tepat untuk memulai prosesnya. Anak-anak mungkin menemukan bagaimana menahan BAB terlebih dahulu sebelum mereka belajar pipis ditempatnya karena lebih sulit bagi mereka menahan pipis dibanding menahan BAB.

Lalu bagaimana caranya?

       Be slow, bunda.. Anak-anak memiliki perkembangannya sendiri, pekerjaan kita adalah membuat proses toilet training ini senatural mungkin dan tidak menakutkan. Keep relax  and positive J kalau menggunakan potty training, perkenalkan anak-anak terlebih dahulu dengan benda ini. Biarkan mereka bermain dengannya, mendudukkan boneka diatasnya, mengajak mereka duduk sehingga mereka merasakan bagaimana duduk diatasnya. Lalu jelaskan bagaimana potty training ini digunakan dalam bahasa sederhana yang mereka pahami.

    Bolehlah sesekali anak melihat bagaimana ayah dan bundanya menggunakan toilet dibeberapa kesempatan. Mereka mungkin lebih tertarik dengan hanya melihat contohnya. Melihat ayah/bundanya mencontohkan menghilangkan ketakutan mereka akan hal-hal baru.

      Hati-hati jangan menekan anak dan tergesa-gesa. Kadangkala ada hal-hal yang terasa menjadi alasan yang tepat bagi orang dewasa untuk menekan anak-anak segera melewati proses toilet training dalam waktu singkat, semisal ketika sang adik akan segera lahir, segera sebelum anak preschool, atau ketika merencanakan pindah ke rumah baru. Tetapi, anak-anak ini mempunyai pemikiran berbeda, dan semakin mereka mengetahui “hidden agenda” kita, semakin sungkan mereka mengikutinya. Jadi, biarkan anak-anak “memiliki” pengalamannya sendiri..
Keterangan lengkapnya bisa dibaca pada halaman  http://www.babycentre.com

     Disaat anak-anak pipis dilantai, kita sedang memasak, masih dalam keadaan kompor menyala, sudah jalan-jalan pula sang buah hati berkeliling ruangan, diantara udara siang hari yang panas dan perut yang mulai keroncongan.. ah, kesabaran itu seharusnya memang tidak berbatas.. saat “ujian” itu datang, saya seringkali membayangkan ini adalah sesuatu kerepotan yang lucu jika diceritakan, untuk menghilangkan emosi negatif, beristighfar, kadang saya minta aisyah mencium pipi, bismillah bersihkan saja bunda, insyaAlloh ada pahala yang akan didapat.. harus banyak-banyak belajar.. 

Sunday 24 February 2013

Derai Cinta di Malam Dingin..

Anak-anakku sayang, kemarilah..
Sebersit cinta akan bunda bagikan malam ini
Cinta yang lebih agung dari cinta kami, Ayah dan Bunda
Cinta yang tak lekang oleh waktu..

Anak-anakku sayang, esok berpeganglah erat pada buhulnya yang kuat
Saat kau terombang-ambing oleh angin
Saat kau mulai gelisah akan sesuatu
Peganglah erat-erat.. gigit dengan gigi gerahammu..

Anak-anakku sayang, Bunda, Ayah, tak bisa menjaga setiap waktu
Ada kekuatan yang lebih besar yang akan selalu ada
Ada cinta yang lebih besar dari kami yang memilikimu
Ada kasih sayang yang tak mengenal ruang dan waktu menggenggammu lebih erat

Anak-anakku sayang, Dunia akan semakin renta
Mulai berpenyakit, mulai kehilangan sebagian cerita indahnya
Entah esok saat kalian tumbuh menjadi dewasa
Mungkin bebannya akan semakin berat, hingga ia bungkuk dan terbatuk-batuk..

Duhai penyejuk hatiku,
Tak perlu resah jika kalian berjalan pada arah yang benar
Tak perlu bimbang jika kalian berbekal semestinya
Tak hirau mereka yang berjalan berlawanan arah
Saat bekalmu cukup kalian bisa mengajak mereka mengikutimu..

Maka dengarkanlah duhai anak-anakku yang kucintai karena Alloh Ta’ala
Sebuah petuah indah, teriwayatkan seorang shalih

يَا غُلاَمُ، إِنِّيْ أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاْسألِ اللهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ باِلله  
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam berwasiat kepada Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhu: "Wahai anak kecil, sungguh aku akan mengajarkan beberapa kalimat (nasehat penting) kepadamu, (maka dengarkanlah baik-baik!): "Jagalah (batasan-batasan syariat) Allah, maka Allah akan menjagamu, jagalah (batasan-batasan syariat) Allah, maka kamu akan mendapati Allah di hadapanmu (selalu bersamamu dan menolongmu), jika kamu (ingin) meminta (sesuatu), maka mintalah  (hanya) kepada Allah, dan jika kamu (ingin) memohon pertolongan, maka mohon pertolonganlah (hanya) kepada Allah...”  [Hadits Shahih, Tuhfatul Ahwadzi no. 2516]*)

Maka, bunda kalian yang fakir ini, hanya bisa mengantarkan kalian mencium wangi pesan Rasululloh Shalallahu ‘alaihi wassalam ini..
Meski syair dan puisi mengatakan cinta bunda tak berbatas, sesungguhnya cinta Alloh Ta’ala lebih tak berbatas..
Maka anak-anakku, sungguh peganglah buhul ini erat-erat, agar kau tetap tegar meski kami tak bersamamu lagi..

Yang mencintaimu karena Alloh


*) Kedudukan hadits ini sangatlah agung, sampai-sampai Imam Ibnul Jauzi menggambarkan dengan ucapannya: “(Ketika) aku merenungkan dan menghayati (makna) hadits ini, aku tercengang (terpesona) dan nyaris kehilangan akal, duhai, alangkah ruginya (seorang yang) tidak mengetahui hadits ini dan kurang memahami maknanya” [dinukil dari Jami’ul ‘Ulum wal Hikam: 462] hadist diambil dari artikel pada: